Rasa sakit, kita semua tahu bagaimana rasanya. Apakah kita tahu apa itu sesungguhnya? Saat jari Anda tergores, syaraf-syaraf di seputar luka itu akan mengirimkan sinyal sakit ke otak, yang akan membalas dengan mengirimkan kembali perintah ke daerah yang terluka untuk membuatnya peka dan meradang.
Sinyal dan perintah ini berlangsung dalam waktu yang singkat dan akan berhenti ketika rasa sakit itu akut. Namun, banyak ilmuwan percaya bahwa rasa sakit yang kronis itu merupakan cerita yang berbeda.
Dalam bukunya, The Pain Cure, Dr. Dharma Khalsa mendemonstrasikan bagaimana rasa sakit yang kronis mempunyai karakteristik sendiri, yaitu dengan membendung jalur sistem syaraf dan memaksanya untuk tetap terbuka. Sebagai contoh, dalam kondisi kesakitan yang kronis, seperti sakit punggung, saat sinyal dan rangsangan sakit dikirim ke dan dari otak, mereka mulai mencetak jalur sakit dalam sistem syaraf tubuh. "Pintu gerbang" biologis di mana sinyal dan rangsangan rasa sakit itu lewat dapat menjadi macet terbuka dikarenakan seringnya penggunaan. Oleh karena itu, meskipun luka yang sesungguhnya telah teratasi namun rasa sakit itu terus berlangsung menjadi suatu penyakit dan memiliki karakteristiknya sendiri.
Beberapa hal: seperti kurang tidur, gaya hidup yang stress, luka yang terus-menerus, ketidakaktifan fisik, kurangnya nutrisi yang penting, hipoglikemia (kadar glukosa darah yang rendah) dan defisit serotonin atau endorphin yang dapat mengakibatkan pintu gerbang biologis yang macet terbuka dan menimbulkan rasa sakit yang kronis. Beberapa macam rasa sakit kronis yang umum antara lain arthritis, sakit punggung dan sakit kepala migrain.
Penyembuh kuno alami, Kahuna, secara tradisional menggunakan noni, baik untuk rasa sakit yang akut dan kronis. Seringkali bagian-bagian dari tanaman noni dan buahnya diaplikasikan pada bagian tubuh yang terluka. Ilmu pengetahuan modern juga memperlihatkan beberapa agen pereda rasa sakit dalam tanaman noni seperti therpene, yang dikenal membantu dalam sintesa dan peremajaan sel. Nutrisi-nutrisi penting lainnya dalam noni yang secara sinergis bekerja untuk meredakan rasa sakit antara lain protein, asam amino, enzim, vitamin dan mineral.
Sebagai tambahan, beberapa ilmuwan percaya bahwa noni memiliki hubungan dengan produksi biokimia penting dalam tubuh, yaitu serotonin. Serotonin memengang peranan penting dalam fungsi kesehatan otak dan syaraf, pemeran utama dalam siklus rasa sakit. Riset memperlihatkan bahwa serotonin, dipicu oleh otak, akan memberi isyarat pada syaraf yang pertama kali menerima sinyal rasa sakit untuk tenang.
Dalam penelitian saya, dari 7.351 orang yang mengonsumsi noni untuk meredakan rasa sakit, 83% di antaranya melaporkan keberhasilan.
Takaran penggunaan TNBB:
Jumlah konsumsi rata-rata dari 83% responden yang terbebas dari rasa sakit adalah 90 cc setiap hari.
Sumber: Prof. Dr. Neil Solomon, MD, PhD, "Noni Juice: How Much, How Often, For What"
ALAMAT KADIPIRO SOLO JAWA TENGAH
AGEN / DISTRIBUTOR RESMI
TAHITIAN NONI (MORINDA BIOACTIVES)
ALAMAT KADIPIRO SOLO JAWA TENGAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar